Tuesday, March 13, 2018

Singgah Sebentar di Pulau Obi



Sewaktu kecil saya pernah punya cita-cita bisa keliling Indonesia. Dream come true banget saat bisa menjelajah pulau-pulau di Nusantara. Meski belum semua. Setidaknya sudah beberapa kali ke luar jawa. (kapan-kapan mau ke luar negri juga, semoga).


Sebulan setelah graduate dari university (sok keminggris) saya diterima bekerja untuk penempatan Sulawesi Utara.
Tak berselang lama bekerja, saya kembali mendapat panggilan bekerja di perusahaan lain. Yang merupakan kontraktor alat berat.
Kemudian saya memutuskan untuk menyelesaikan kontrak pertama pekerjaan saya dan kemudian meninggalkan Kota Manado.
***********

Sebelumnya,
Di Manado saya sempat menyambangi beberapa tempat dimana project berada, seperti ke Minahasa Utara dan Tomohon. 
Saya berkantor di Boulevard, Pusat Kota Manado.
Teman-teman di kantor, sebagian besar orang Manado asli, termasuk site manager, hanya Finance Accounting dan Logistik yang meng hire team dari Jakarta. Saya salah satunya.
***********

Sebelum  berangkat ke Manado, saya sudah melakukan  tes di beberapa perusahaan.
Karena saya seorang fresh graduate maka saya melamar ke banyak perusahaan  dengan berbekal ijazah S1 Akuntansi saya. Info lowongan pekerjaan saya dapat dari Harian Kompas Sabtu Minggu. (masih jadul banget). Itu sekitar tahun 2007.
Dari beberapa  perusahaan saya lolos interview sampai ke user.
Meski saya bukan lulusan cumlaude, IPK saya nggak jelek-jelek amat, masih Tiga Koma (lumayan banget kalo buat saya).
Salah satu kemudahan saya mendapat pekerjaan saat itu adalah selain karena lolos psikotes, barangkali karena curriculum vitae saya memiliki beberapa pengalaman berorganisasi saat masih di kampus.  (so, buat adik-adik yang masih berkuliah, manfaatkan waktu luangmu untuk berorganisasi juga selain belajar).
************

Untuk memenuhi persyaratan bekerja di perusahaan selanjutnya, saya melakukan serangkaian medical test di Kota Manado dengan Instansi Kesehatan yang sudah ditunjuk.
***********


Kontrak kerja saya berakhir di hari sabtu, kemudian saya kembali menuju Jakarta. 
***********

Di hari Senin saya menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan baru dan langsung bekerja. Tanpa  nganggur sehari pun.
***********

Sejak itu, saya mulai ngantor di HO, bekerja sebagai Finance & Accounting Staf untuk project di luar Jawa.
Saya mulai bener-bener belajar akuntansi di sini. Ilmu yang saya dapat saat kuliah dulu, mulai menyatu kembali. (berasa kek betmen return (ngikik ngikik) cieh…emang sebelomnya ngapain ye?).
Tiga bulan setelahnya saya kembali mendapat tugas untuk penempatan project di Luar Jawa. Ya kan mumpung masih muda. Kapan lagi…..
***********

Ini perjalanan kesekian saya,
tapi untuk pertama kalinya di wilayah timur Indonesia. Menuju Pulau Obi di Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Belum ada pesawat yang langsung tiba di Pulau Obi, dari Jakarta pesawat sampai di Kota Ternate saja.
Nah ini nih.
Saya tau Ternate dari pelajaran sejarah saat SD dulu.
Ternate termasuk salah satu kerajaan Islam di Indonesia, setelah Samudra Pasai berakhir kekuasaannya. Yang kemudian nama sultannya Baabullah di abadikan sebagai nama bandara. 
Bandaranya Nggak terlalu besar. Pas pas. Lumayan bersih.
Dan akhirnya bisa menginjakkan kaki langsung di kota Ternate.
***

Ternate

Kalo di Ternate bisa jalan-jalan sambil makan di tepi laut, orang biasa menyebutnya swering (kalo di Manado di belakang megam*ll) .
Ada masjid yang mengapung ,Masjid Rayya al Munawwar, hanya saat saya kesini belum selesai pembangunannya. Ketauan ya. Udah jadul banget kesininya. Iya dulu sekitar tahun 2008.
Dari Ternate ini, saya naik kapal Wahana Permai dari Pelabuhan Bastiong menuju Pulau Obi perjalanan sehari semalam. Berasa lama sekali dan tak sampai-sampai, apalagi kalo ombak besar, kapalnya miring-miring. (Seremmm).
Sisi baiknya adalah membuat kita untuk selalu ingat kepadaNya. Ternyata apalah saya ini, baru ketemu ombak yang tak bersahabat sudah mengekeret. Kaya krupuk kena air. Secara, biasa hidup di darat. Jarang ketemu air laut. Apalagi sampai berlayar semalaman. Hehehe...

Disuatu pagi, di sebuah dermaga yang ramai sekali, kapal bersandar. Saya pikir perjalanan sudah usai, ternyata baru sampai di Madopolo. Dermaga yang cukup ramai, ada berderet deret penjual ikan siap santap. Disini penumpang kapal bisa membeli ikan matang atau buah pisang untuk mengisi perut yang keroncongan

Dari Madopolo, kami kembali berlayar menuju pelabuhan jikotamo di laiwui, Pulau Obi. (Tujuan terakhir kapal berlayar).
 Laiwui, Pulau Obi
***


Sesampainya di laiwui kami tidak langsung meneruskan perjalanan, karena saat itu cuaca kurang mendukung. Saya dan rombongan menginap di sini.
Di Laiwui ini tempat terakhir untuk berkomunikasi, karna setelah ini Sinyal hilang tanpa jejak.




Dari dermaga kami naik oplet mandra menuju ke penginapan


Sesampainya di penginapan saya sempat meminum resochin (obat anti malaria)


Keesokan harinya, Saya dan rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju Site menggunakan Longboat
*********
Kami tiba di Site (Desa Kawasi). 
Pantai ini, tempat longboat parkir, orang-orang menyebutnya panji. 





Di Desa Kawasi ini PLN belum masuk.
Jangankan internet, nonton TV saja mereka tak bisa.
100 % tak ada sinyal.  HP saya pakai untuk melihat waktu dan memutar musik. Itu saja. Di sini beda waktu 2 jam dari pulau jawa.

Sekolah di Desa Kawasi


Polindes di Desa Kawasi


************
Di Desa Kawasi ini hampir seluruh penduduk adalah pekebun, beberapa dari mereka membuka kios di depan rumah sebagai mata pencaharian. 


Desa Kawasi, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan


Saya dan teman-teman beberapa kali singgah di kampung ini untuk membeli makanan ringan.
Sekedar jalan-jalan. Cari udara segar.
**********

Mes kami berlokasi di pertambangan nikel. 
Hari hari kami  hanya di lingkaran  kantor, mes dan kantin. 

Nggak nongkrong atau ngemall. Uang gaji utuh. Saat cuti bisa buat kipas-kipas. (Horang Kayah)

Menu harian di kantin berputar antara mi instan, telur, sarden, dan kornet. Menu yang dihidangkan ula ini biasa jadi bahan jokes buat teman-teman sebagai makanan favourite.
Bukan saja logistic yang terbatas, bahkan kami jarang makan sayuran, air minum terkadang berwarna merah. Tak jernih seperti a*ua.
Roster  cuti kami, 10 Minggu kerja, 2 Minggu Cuti.
************

Disuatu hari yang entah tanggal berapa karena saya tak ingat, sekitar Tahun 2009 awal, beredar kabar bahwa harga nikel dunia jatuh.
Tak lama kemudian dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja Massal. Kami semua kembali ke Jakarta. 

Perjalanan  terakhir ini kami melalui rute yang berbeda, demi mengejar kapal besi. 
dari Laiwui kami pergi ke Pulau Bacan (dulu belum tenar batu akik). Dari Pelabuhan Babang kami menuju Pelabuhan Kupal naik angkot, selanjutnya naik Kapal Sumber Raya menuju Ternate.

Saya ditarik kembali ke HO, hingga kemudian kembali mendapat tugas Sebagai Finance & Accounting untuk project batu bara di Kalimantan Timur.
************
Tentu ini adalah pengalaman yang sangat berharga untuk saya. Yang bisa saya ceritakan kembali untuk anak cucu saya kelak. (karena sekarang saya sudah pensiun)

*************







#kawasi #obi #halmaheraselatan #malukuutara #halsel #malut #desakawasi #kecamatanobi #kabupatenhalmaheraselatan #ternate


*gambar diambil tahun 2008
*tulisan diceritakan berdasarkan pengalaman tahun 2008