Sewaktu kecil saya
pernah punya cita-cita bisa keliling Indonesia. Dream come true banget saat
bisa menjelajah pulau-pulau di Nusantara. Meski belum semua. Setidaknya sudah beberapa
kali ke luar jawa. (kapan-kapan mau ke luar negri juga, semoga).
Sebulan setelah graduate dari university (sok
keminggris) saya diterima bekerja untuk penempatan Sulawesi Utara.
Tak berselang lama bekerja, saya kembali mendapat
panggilan bekerja di perusahaan lain. Yang merupakan kontraktor alat berat.
Kemudian saya memutuskan untuk menyelesaikan
kontrak pertama pekerjaan saya dan kemudian meninggalkan Kota Manado.
***********
Sebelumnya,
Di Manado saya sempat menyambangi beberapa
tempat dimana project berada, seperti ke Minahasa Utara dan Tomohon.
Saya berkantor di Boulevard, Pusat Kota Manado.
Saya berkantor di Boulevard, Pusat Kota Manado.
Teman-teman di kantor, sebagian besar orang
Manado asli, termasuk site manager, hanya Finance Accounting dan Logistik yang
meng hire team dari Jakarta. Saya salah satunya.
***********
Sebelum berangkat ke Manado, saya sudah melakukan tes di beberapa perusahaan.
Karena saya seorang fresh graduate maka saya
melamar ke banyak perusahaan dengan
berbekal ijazah S1 Akuntansi saya. Info lowongan pekerjaan saya dapat dari
Harian Kompas Sabtu Minggu. (masih jadul banget). Itu sekitar tahun
2007.
Dari beberapa perusahaan saya lolos interview sampai ke user.
Meski saya bukan lulusan cumlaude, IPK saya
nggak jelek-jelek amat, masih Tiga Koma (lumayan banget kalo buat saya).
Salah satu kemudahan saya mendapat pekerjaan
saat itu adalah selain karena lolos psikotes, barangkali karena curriculum
vitae saya memiliki beberapa pengalaman berorganisasi saat masih di kampus. (so, buat adik-adik yang masih berkuliah,
manfaatkan waktu luangmu untuk berorganisasi juga selain belajar).
************
Untuk memenuhi persyaratan bekerja di perusahaan
selanjutnya, saya melakukan serangkaian medical test di Kota Manado dengan
Instansi Kesehatan yang sudah ditunjuk.
***********
Kontrak kerja saya berakhir di hari sabtu,
kemudian saya kembali menuju Jakarta.
***********
Di hari Senin saya menandatangani kontrak kerja
dengan perusahaan baru dan langsung bekerja. Tanpa nganggur sehari pun.
***********
Sejak itu, saya mulai ngantor di HO, bekerja
sebagai Finance & Accounting Staf untuk project di luar Jawa.
Saya mulai bener-bener
belajar akuntansi di sini. Ilmu yang saya dapat saat kuliah dulu, mulai menyatu
kembali. (berasa kek betmen return (ngikik ngikik) cieh…emang sebelomnya
ngapain ye?).
Tiga bulan setelahnya saya kembali mendapat
tugas untuk penempatan project di Luar Jawa. Ya kan mumpung masih muda. Kapan
lagi…..
***********
Ini perjalanan
kesekian saya,
tapi untuk pertama
kalinya di wilayah timur Indonesia. Menuju Pulau Obi di Halmahera Selatan,
Maluku Utara.
Belum ada pesawat
yang langsung tiba di Pulau Obi, dari Jakarta pesawat sampai di Kota Ternate saja.
Nah ini nih.
Saya tau Ternate
dari pelajaran sejarah saat SD dulu.
Ternate termasuk
salah satu kerajaan Islam di Indonesia, setelah Samudra Pasai berakhir
kekuasaannya. Yang kemudian nama sultannya Baabullah di abadikan sebagai nama
bandara.
Bandaranya Nggak terlalu
besar. Pas pas. Lumayan
bersih.
Dan akhirnya bisa
menginjakkan kaki langsung di kota Ternate.
***
Ternate
Kalo di Ternate bisa
jalan-jalan sambil makan di tepi laut, orang biasa menyebutnya swering (kalo di Manado di belakang
megam*ll) .
Ada masjid yang mengapung ,Masjid
Rayya al Munawwar, hanya saat saya kesini belum selesai pembangunannya. Ketauan
ya. Udah jadul banget kesininya. Iya dulu sekitar tahun 2008.
Dari Ternate ini,
saya naik kapal Wahana
Permai dari Pelabuhan Bastiong menuju Pulau Obi perjalanan
sehari semalam. Berasa lama sekali dan tak sampai-sampai, apalagi kalo ombak besar, kapalnya
miring-miring. (Seremmm).
Sisi baiknya adalah
membuat kita untuk selalu ingat kepadaNya. Ternyata apalah saya ini, baru
ketemu ombak yang tak bersahabat sudah mengekeret. Kaya krupuk kena air. Secara, biasa hidup
di darat. Jarang ketemu air laut. Apalagi sampai berlayar semalaman. Hehehe...
Disuatu pagi, di
sebuah dermaga yang ramai sekali, kapal bersandar. Saya pikir perjalanan sudah
usai, ternyata baru sampai di Madopolo. Dermaga yang cukup ramai, ada berderet
deret penjual ikan siap santap. Disini penumpang kapal bisa membeli ikan matang
atau buah pisang untuk mengisi perut yang keroncongan
Dari Madopolo, kami kembali berlayar
menuju pelabuhan jikotamo di laiwui, Pulau Obi. (Tujuan
terakhir kapal berlayar).
Laiwui, Pulau Obi
***
Sesampainya di laiwui kami tidak langsung meneruskan perjalanan, karena saat itu cuaca kurang mendukung. Saya dan rombongan menginap di sini.
Di Laiwui ini tempat terakhir untuk berkomunikasi, karna setelah ini Sinyal hilang tanpa jejak.
Sesampainya di penginapan saya sempat meminum resochin (obat anti malaria)
Keesokan harinya, Saya dan rombongan
kembali melanjutkan perjalanan menuju Site menggunakan Longboat
Di Desa Kawasi ini PLN belum masuk.
Jangankan internet, nonton TV saja mereka tak
bisa.
100 % tak ada sinyal. HP saya pakai untuk melihat waktu dan memutar
musik. Itu saja. Di sini beda waktu 2 jam dari pulau jawa.
Polindes di Desa Kawasi
************
Di Desa Kawasi ini hampir seluruh penduduk
adalah pekebun, beberapa dari mereka membuka kios di depan rumah sebagai mata
pencaharian.
Desa Kawasi, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera
Selatan
Saya dan teman-teman beberapa kali singgah di
kampung ini untuk membeli makanan ringan.
Sekedar jalan-jalan. Cari udara segar.
Mes kami berlokasi di pertambangan nikel.
Hari hari kami hanya di lingkaran kantor, mes dan kantin.
Nggak nongkrong atau ngemall. Uang gaji utuh. Saat cuti bisa buat kipas-kipas.(Horang
Kayah)
Nggak nongkrong atau ngemall. Uang gaji utuh. Saat cuti bisa buat kipas-kipas.
Menu harian di kantin berputar antara mi
instan, telur, sarden, dan kornet. Menu yang dihidangkan ula ini biasa jadi
bahan jokes buat teman-teman sebagai makanan favourite.
Bukan saja logistic yang terbatas, bahkan kami
jarang makan sayuran, air minum terkadang berwarna merah. Tak jernih seperti
a*ua.
Roster cuti kami, 10 Minggu kerja, 2 Minggu Cuti.
************
Disuatu hari yang entah tanggal berapa karena
saya tak ingat, sekitar Tahun 2009 awal, beredar kabar bahwa harga nikel dunia
jatuh.
Tak lama kemudian dilakukan Pemutusan Hubungan
Kerja Massal. Kami semua kembali ke Jakarta.
Perjalanan terakhir ini kami melalui rute yang berbeda, demi mengejar kapal besi.
dari Laiwui kami pergi ke Pulau Bacan (dulu belum tenar batu akik). Dari Pelabuhan Babang kami menuju Pelabuhan Kupal naik angkot, selanjutnya naik Kapal Sumber Raya menuju Ternate.
Perjalanan terakhir ini kami melalui rute yang berbeda, demi mengejar kapal besi.
dari Laiwui kami pergi ke Pulau Bacan (dulu belum tenar batu akik). Dari Pelabuhan Babang kami menuju Pelabuhan Kupal naik angkot, selanjutnya naik Kapal Sumber Raya menuju Ternate.
Saya ditarik kembali ke HO, hingga kemudian
kembali mendapat tugas Sebagai Finance & Accounting untuk project batu bara
di Kalimantan Timur.
************
Tentu ini adalah pengalaman yang sangat
berharga untuk saya. Yang bisa saya ceritakan kembali untuk anak cucu
saya kelak. (karena sekarang saya sudah pensiun)
*************
#kawasi #obi #halmaheraselatan #malukuutara #halsel #malut #desakawasi #kecamatanobi #kabupatenhalmaheraselatan #ternate
*gambar diambil tahun 2008
*tulisan diceritakan berdasarkan pengalaman tahun 2008
*************
#kawasi #obi #halmaheraselatan #malukuutara #halsel #malut #desakawasi #kecamatanobi #kabupatenhalmaheraselatan #ternate
*gambar diambil tahun 2008
*tulisan diceritakan berdasarkan pengalaman tahun 2008